Senin, 29 Juni 2009

Kincir Tua Kaca Mayang Terlupakan



PEKANBARU (RP) - Kincir itu tak berputar lagi seperti dulu, kini lebih banyak diam. Bukan karena rusak, tapi tak banyak anak-anak yang datang untuk naik dan berputar di udara.

Dulu di masa jayanya di awal 1990, kincir ria di Taman Hiburan Kaca Mayang itu bisa berputar tanpa henti dari pukul 08.00 WIB sampai malam saat ditutup pada pukul 22.00 WIB.
Pemimpin dan pengelola Taman Hiburan Kaca Mayang, Hj Atik Wagiarti (60) bersama Manajer Kaca Mayang, Syafriadi Efendi (49) kepada Riau Pos, Sabtu (27/6) mengatakan bahwa saat ini orangtua tidak lagi mengajak anak-anak mereka ke tempat bermain anak tapi ke mal-mal yang tumbuh menjamur di Pekanbaru ini.

‘’Kini orangtua tidak mau lagi mengajak anak-anak mereka ketempat bermain anak-anak tapi lebih memilih ke mal yang saat ini banyak di Pekanbaru. Apalagi kalau mereka punya uang, mereka tidak ke mal lagi tapi ke Singapura,’’ ungkap mereka.

Dikatakan oleh Atik bahwa saat dia mulai mengelola Kaca Mayang di tahun 2001, kondisinya sudah sepi. Hampir semua permainan sudah tidak berfungsi dan rusak berat. Dia berjuang untuk menghidupkan taman hiburan ini selama dua tahun agar kembali berfungsi sebagai tempat hiburan, bukan tempat prilaku negatif pasangan remaja.

‘’Saat saya mulai mengelola Kaca Mayang ini, kondisinya sudah mati. Kondisi kincir itu dulunya sudah rapuh dan banyak yang rusak. Saya berjuang selama dua tahun untuk memulihkan dan merehabilitasi. Saya juga memulai untuk menertibkan pengelolaan agar namanya tidak buruk lagi,’’ ujar Atik.

Syafriadi juga mengatakan hal yang sama, menurutnya pengunjung Kaca Mayang saat ini lebih banyak berasal dari luar kota dan itu pada hari libur saja. Pada hari-hari biasa kondisinya sepi dan hampir tidak ada pengunjung yang datang. Padahal menurutnya sudah banyak rehabilitasi dan pembaharuan yang dilakukan pada taman hiburan ini.

‘’Sudah berbagai pembaharuan yang kami lakukan, tapi tetap saja sepi. Kalau saya ingat dulu di awal tahun 1990, kincir itu tak henti-hentinya berputar dari pagi sampai malam. Kini kalau ada satu atau dua anak baru kami hidupkan,’’ kata Syafriadi.

Azam (36) dan Emi (30) yang masing-masing sedang bermain bersama anak mereka di tempat berbeda didekat kincir sama-sama mengatakan bahwa mereka mengunjungi Kaca Mayang karena taman hiburan ini punya arti khusus di hati mereka.

Azam, warga Kulim, Kecamatan Tenayan Raya mengatakan bahwa saat remajanya dulu dia sering bersama teman dan seseorang yang khusus di hatinya bermain di taman hiburan ini. Jadi saat menemani anaknya rekreasi, dirinya bisa juga ikut berkelana ke masa lalunya dan membayangkan saat masih berlibur bersama teman-temannya saat muda dulu.

‘’Saya suka mengajak anak saya ke sini, karena saya juga bisa membayangkan dan melihat masa muda saya saat di sini dulu dan melihat perubahan-perubahan bangunan di sini. Bagi saya adalah sebuah hal yang sangat menyenangkan bila tempat di mana saya duduk dan bermain dengan teman-teman saat remaja dulu bisa saya kunjungi lagi. Tapi sepertinya teman-teman saya dulu sudah lupa untuk datang kesini,’’ cerita Azam.

Sedangkan Emi, warga Jalan Pepaya Gang Tanjung ini mengatakan bahwa dirinya datang karena Kaca Mayang adalah tempat hiburan yang paling disukainya dari remaja dulu, sebagai satu-satunya taman hiburan saat itu. Jadi sekarang walaupun sudah banyak taman hiburan dia tetap memilih daerah yang menurutnya lebih baik untuk mengajarkan anak-anaknya bermain sambil belajar. ‘’Di sini saya diajarkan untuk tidak sekadar bermain saja tapi belajar sambil bermain dulunya oleh orang tua saya, jadi sekarang saat saya sudah punya anak, maka saya juga mengajarkan dengan cara yang saya dapat dari orangtua saya,’’ ungkap Emi.(cr9)

Source:RiauPos.com
Senin, 29 Juni 2009 , 07:07:00

Jumat, 26 Juni 2009

Pawai Budaya Unik di Atas mobil Trailer

PEKANBARU (RP) - Tak seperti biasanya, Jalan Sisingamaraja yang terdapat di sebelah kiri Masjid Agung An-Nur, ramai dipenuhi kendaraan. Setidaknya terdapat 15 trailer berjejer, lengkap dengan hiasannya. Belum lagi, klub motor seperti Purek Pekanbaru, Puma Padang, dan PRC Pekanbaru yang turut memenuhi jalan tersebut.

Memang, perhelatan akbar yakni pawai budaya dilakukan dalam rangkaRakornas Apeksi 2009. Pawai budaya diikuti 15 kota yang ikut dalam acara Apeksi, seperti Banjarmasin, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Bandar Lampung, Pekanbaru, Singapura, Jakarta Pusat, Banda Aceh, Jakarta Utara, Tomohon Sulsel dan lainnya.

Tak hanya itu saja, di atas trailer telah terdapat penari dan pemain orkes yang mengenakan baju adat yang berwarna warni. Wajah mereka pun ‘’dilukis’’ dengan unik untuk dipandang. Mereka tak hanya duduk diam, penari berjoget ria seiring irama yang dibawakan. Aneka budaya Indonesia ditampilkan.

Trailer pertama yakni dari Banjarmasin, yang membawakan tarian khasnya diiringi lagu Ampar-ampar Pisang. Di belakangnya, terdapat rombongan dari Jakarta Selatan dan disusul dengan peserta lainnya.

Pawai kemarin jelas menyedot perhatian warga Kota Pekanbaru. Pasalnya, kegiatan seperti ini baru pertama kali diselenggarakan di Kota Pekanbaru. Bagi warga, kegiatan ini cukup unik dan menarik.

Seperti dikatakan Bambang (27) kepada Riau Pos, kemarin. Ia yang sedang melintasi Jalan Sudirman siang kemarin sengaja berhenti untuk melihat pawai atraksi budaya.

”Acaranya menarik karena terkesan unik,” katanya singkat.
Hal yang sama juga diutarakan Ninik (43). Ia katakan pawai atraksi budaya ini sangat bagus dan patut disaksikan karena jarang terjadi. Ia pun sengaja membawa anaknya untuk menyaksikan pawai tersebut.

”Kan jarang-jarang ada kegiatan seperti ini. Apalagi tarian dilakukan di atas mobil besar yang berjalan. Menarik sekaligus uni,’’ katanya kepada Riau Pos, kemarin.
Pawai tersebut dimulai dari Masjid Agung An-Nur tepatnya di Jalan Sisingamangaraja dan kemudian memasuki Jalan Sudirman menuju Bandar Serai tempat diselenggarakannya Indonesian City Expo.

Kepala Suko Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta Pusat, Abbasudiana, mengatakan dalam iven ini Jakpus menampilkan tari betawi dalam garapan baru.
Dalam pawai tersebut, ia menampilkan tarian yang berjudul Jakarta-Jakarta. Dengan penampilan sebelas pemain orkes dan lima penari. Dan untuk itu, rombongannya hanya membutuhkan latihan selama seminggu.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru, Syahril Manaf, mengatakan peminat untuk mengikuti pawai budaya ini, sangat banyak. Setidak terdapat puluhan yang mendaftar. Namun sengaja dibatasi, hingga hanya 15, saja yang mengikuti pawai budaya tersebut. Peserta pawai tersebut tidak dikenakan biaya alias gratis,

‘’Ini menunjukkan, begitu antusiasnya sambutan dari peserta. Dan ini juga menunjukkan keberhasilan Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru, hingga dapat melaksanakan iven nasional,’’ ujarnya.

Pawai kemarin sempat memacetkan Jalan Sudirman. Namun sebelumnya Pemko Pekanbaru sebagai tuan rumah telah meminta maaf kepada warga atas kemacetan yang disebabkan kegiatan ini.(cr3)

Source: Riaupos.com

TAK HANYA RUGI, TAPI JUGA DIOMELI PELANGGAN Listrik Padam, Usaha Fotokopi Merugi Sampai Rp 100 Ribu Sehari



PEKANBARU (RiauInfo) - Pemadaman bergiliran yang dilakukan PLN sejak sebulan terakhir ini telah merugikan banyak usaha kecil di Pekanbaru. Salah satu usaha yang merugi itu adalah usaha fotokopi yang sangat tergantung pada listrik dari PLN.

Beberapa pengusaha foto kopi yang ditemui RiauInfo mengaku setiap harinya merugi dalam jumlah besar. Bahkan ada yang merugi sampai Rp 100 ribu, karena 4 unit fotokopinya tidak bisa dioperasikan akibat listrik padam.

"Kalau listrik padam, mesin-mesin foto kopi saya otomatis tidak bisa dioperasikan. Ini artinya tidak ada pemasukan sama sekali. Sementara saya harus membayar karyawan-karyawan yang mengoperasikannya," ungkap H Maskur, salah seorang pengusaha foto kopi di Jalan Riau.

Dia mengatakan, kalau kondisi listrik terus menerus seperti ini dipastikan usaha fotokopinya lama-lama akan gulung tikar. "Bagaimana tidak gulung tikar, pemasukan berkurang sedangkan kita harus bayar gaji karyawan," ungkapnya berungut.

Hal yang sama juga diungkapkan Mahadi, pengusaha fotokopi di Jalan Hangtuah, Pekanbaru. Meski dia mengaku kerugian yang dideritanya tidak sebesar Maskur tadi, namun cukup mempengaruhi usahanya. "Meski ruginya hanya Rp20 ribu hingga Rp30 ribu sehari, tapi sangat berarti bagi kami", ungkapnya.

Disebutkannya, pemadaman yang paling membuatnya sangat rugi pada malam hari. Sebab biasanya order fotokopi yang diterimanya dikerjakan pada malam hari. "Kalau malam hari listrik padam, otomatis kami sama sekali tidak bisa bekerja," jelasnya.

Kondisi ini, menurut dia, tentunya akan merugikan usahanya. Selain merugi, Mahadi juga mengaku sering kena omel pelanggannya karena orderan tidak selesai tepat waktunya. "Pokoknya kami jadi babak belur akibat pemdaman listrik ini," tambahnya.(ad)

Source:RiauInfo.com

Selasa, 23 Juni 2009

Satpol PP Bakal Sering Razia Tempat-Tempat PNS Sering Nongkrong

PEKANBARU (RiauInfo) - Wakil Gubernur Riau HM Mambang Mit mengatakan pihaknya telah menandatangani dan mengeluarkan surat edaran bernomor 32/SE/2009 tertanggal 19 Juni 2009 tentang Peningkatan Pengawasan dan Disiplin PNS dan Pekerja Tidak Tetap di Lingkungan Pemprov Riau.

Melalui surat edaran ini diharapan PNS akan lebih disiplin dan kinerjanya semakin baik dalam menjalankan tugas pelayanan terhadap masyarakat. "Kita tidak ingin ada kelurahan tidak ada PNS saat berurusan pada jam kerja," ungkap Mambang.

Dia menjelaskan, surat edaran itu sengaja dibuat sebagai jawaban atas keluhan dari masyarakat mengenai tingkat disiplin PNS. Setiap akan berurusan dengan PNS, masyarakat selalu kecewa karena tidak dijumpai, kendati pada jam kerja.

Ironisnya lagi, menurut Mambang, terkadang ada PNS yang berkeluyuran pada saat jam kerja hanya dengan lasan menjemput anak di sekolah. "Kondisi seperti ini tentunya akan sangat berdamp0ak buruk terhadap kinerja mereka," tambah Mambang lagi.

Sehubungan hal itulah, Wagubri mengeluarkan surat edaran yang berisi sejumlah aturan mengenai peningkatan disiplin PNS, misalnya mengenai wajibnya setiap PNS yang keluar saat jam kerja harus mengantongi izin atasa.

Dalam surat edaran ini tercantum pula sanksi bagi PNS yang terbukti memiliki tingkat kedisiplinan yang rendag. "Bagi PNS yang terbukti melakukan pelanggaran kedisiplinan akan diberi sanksi mulai dari teguran sampai menundaan kenaikan pangkat dan lainnya," ungkapnya.

Pihaknya juga akan menurunkan Satpol PP ke tempat-tempat biasa PNS keluyuran pada jam kerja, misalnya di pusat perbelanjaan, kantin dan tempat lainnya. "Satpol PP akan sering melakukan razia dan jika ditemukan keluyuran akan diambil tindakan tegas," tambahnya.(ad)

Source: RiauInfo.com

Tenas : Pekanbaru Jangan Tinggalkan Ciri Khas Kemelayuan

Pekanbaru (RiauNews). Jika ingin menjadi pusat budaya Melayu, Pekanbaru tidak boleh meninggalkan ciri khas kemelayuan meskipun perkembangan pembangunan yang dicapai sudah tergolong maju.

“Bagaimanapun setiap pembangunan di Pekanbaru tidak lepas dari unsur-unsur kemelayuan sehingga cita-cita untuk menjadi Pekanbaru sebagai pusat kebudayaan melayu bisa tercapai,” ucap budayawan Riau Tenas Effendy ditemui RiauNews usai acara paripurna istimewa dalam rangka peringatan hari jadi Pekanbaru yang ke 225 di Balai payung Sekaki DPRD Pekanbaru Selasa (23/6/2009).

Tenas mengingatkan Pemko agar tidak larut dalam keberhasilan yang telah dicapai selama ini, makanya perlu peninjauan dan rencana matang guna mengarahkan pembangunan menuju kemajuan yang lebih baik

“Artinya begini, kita minta arah pembangunan Pekanbaru ini bisa lebih jelas, sesuai dengan visi dan misi yang dibuatnya, sehingga ke depan hasilnya juga lebih bagus, saya lihat perkembangannya juga sangat pesat, tinggal bagaimana mengontrol pembangunan ini,” ujar Tenas. (yanti)

Source: RiauNews.com

Hujan Badai Berhasil Kurangi Kabut Asap


PEKANBARU (RiauInfo) - Hujan badai yang terjadi di Pekanbaru, Rabu (24/6) dini hari tadi berhasil menghalau kabut asap yang menyelimuti kota ini dalam beberapa hari terakhir. Pagi ini kondisi kabut asap sudah jauh lebih menipis dibandingkan kemaren.

Bahkan cuaca mendung yang menyelimuti kota Pekanbaru sejak subuh tadi telah membuat udara kota Pekanbaru lebih segar dan sejuk. "Jarang sekali merasa pagi yang sejuk seperti hari ini," ungkap Listya (26) warga Jalan Utama, Pekanbaru.

Dia menyebutkan sudah lama berharap kota Pekanbaru diguyur hujan. Sebab dalam beberapa bulan ini udara Pekanbaru terasa sangat gerah karena jarang dituruni hujan. "Makanya saya sangat bersyukur tadi malam hujan turun juga di Pekanbaru," katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan Jumadi (38) warga Jalan Soetomo, Pekanbaru. Dia mengatakan hujan yang turun dini hari tadi mudah-mudahan akan membuat udara Pekanbaru bisa lebih sejuk. "Selama ini udara Pekanbaru benar-benar sangat panas," ujarnya.

Dia berharap, bersamaan dengan telah turunnya hujan di Pekanbaru, kabut asap yang seminggu terakhir ini sangat tebal akan menghilang. "Saya sangat berharap hujan sering turun di Pekanbaru sehingga kabut asap akan menghilang," tambah dia lagi.(ad)

source: RiauInfo

Mulai 2009, Riau Gulirkan Program OPRM

PEKANBARU (RiauInfo) - Mulai 2009 ini Provinsi Riau mulai menggulir program Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM). Untuk mendukung program yang bertujuan mewujudkan swasembada pangan tersebut, dibutuhkan dana sebesar Rp1,2 triliun.

"Untuk pelaksanaan program tersebut, kita akan butuh dana sebesar Rp 1,2 triliun," ungkap Dinas Tahaman Pangan dan Holtikultura Riau, Basriman kepada wartawan di Pekanbaru. Menurut dia, program itu akan mulai digulirkan tahun 2009 ini.

Menurut Basriman, dana sebesar 1,2 triliun itu tidak sepenuhnya ditanggung oleh APBD Riau, melainkan akan ditanggung bersama oleh 9 kabupaten dan ditun jang Dana Sekosentrasi (Dekon) dan Tugas Perbantuan APPBN. "Jadi tidak seluruhnya berasal dari APBD Riau," ungkapnya.

Menurut Basriman, dana sebesar 1,2 triliun itu tidak sepenuhnya ditanggung oleh APBD Riau, melainkan akan ditanggung bersama oleh 9 kabupaten dan ditun jang Dana Sekosentrasi (Dekon) dan Tugas Perbantuan APPBN. "Jadi tidak seluruhnya berasal dari APBD Riau," ungkapnya.

APBD Riau sendiri, menurut dia, hanya menanggung dana sebesar Rp420 miliar atau 35 persen saja. Sedangkan APBD 9 kabupaten sebanyak Rp480 miliar atau 40 persen. Selebihnya ditanggung oleh APBN sebesar Rp 300 miliar atau 25 persen.

Dia menyebutkan, dana sebesar itu akan digunakan untuk tiga program utama, yakni pemeliharaan 63 ribu hektar areal persawahan yang ada, kmerevilisasi 13 juta hektar sawah dan mencetak sawah baru seluas 18 ribu hektar.(ad)

source: RiauInfo.com